Kualitas Sekolah, Tergantung Kualitas di Ruang Kelas
oleh Rudy Prakanto
Ketika berkeliling ke banyak sekolah, saya selalu melontarkan 3 pertanyaan kepada Kepala Sekolah, Guru, dan TU (Tenaga Kependidikan) yaitu:
1. Mau dibawa kemana sekolah ini?
2. Mau dijadikan apa sekolah ini?
3. Mau sehebat apa sekolah ini?
Jawabannya akan sangat beragam. Bahkan ada yang cenderung saling menyalahkan satu dengan yang lain. Ada Kepala Sekolah merasa sudah melakukan perubahan, perbaikan dan berbagai inovasi, tapi kurang didukung warga sekolah. Ada pula guru yang merasa sudah melakukan yang terbaik untuk sekolah, membimbing siswa sampai juara, tapi tidak didukung oleh Kepala Sekolah bahkan merasa disingkirkan. Ada pula TU (Tenaga Kependidikan) yang merasa kehadirannya tidak dianggap oleh Kepala Sekolah dan cenderung disalah-salahkan.
Sebenarnya bila kita bersedia berkontemplasi atau berefleksi diri yang mendalam, ternyata muara dari ketiga pertanyaan tersebut jawabannya hanya satu? “Sekolah harus fokus terhadap proses belajar mengajar di kelas yang diampu guru”. Kehebatan yang terjadi dalam proses pembelajaran di ruang kelas, akan mencerminkan kualitas sekolah tersebut. Tetapi, untuk mewujudkan itu tidak semudah mengucapkannya. Karena, banyak guru yang telah kehilangan idealismenya. Bahkan, guru di sekolah sibuk dengan berbagai hal yang tidak relevan dengan proses pembelajaran. Seharusnya, guru dalam proses pembelajaran dapat menciptakan suasana dan situasi belajar yang; 1) dinamis, 2) menyenangkan, 3) kreatif, 4) partisipatif, 5) inspiratif, 6) sifat terbuka dan relevan, 7) mengembangkan potensi dan bakat anak, serta 8) menumbuhkan potensi kepemimpinan. Berikutnya, sekolah harus dapat menciptakan situasi yang menyenangkan sehingga proses pembelajaran seperti di atas dapat terlaksana. Sekolah yang menyenangkan memerlukan keterlibatan kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua yang saling mendukung dan menjadi teladan bagi komunitasnya.
Berbagai kebijakan pemerintah pusat, termasuk perubahan kurikulum, program sekolah model, maupun sekolah penggerak, muaranya hanya akan memperbaiki proses belajar mengajar di ruang kelas. Seluruh sumber daya sekolah sangat baik ditumpukan dalam usaha perbaikan proses belajar di kelas. Pelatihan, bimtek, IHT, program guru penggerak dengan anggaran sangat besar, fokusnya untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran di ruang kelas demi meningkatkan kualitas sekolah.
Salam literasi.